Posted by : Himmatul Aliyah Selasa, 05 November 2013




Bismillah...
Bukan pulang kampung beneran. Hiks. Tepatnya “Ingin Pulang Kampung”.  Akhir-akhir ini Depok mulai sering diguyur hujan. Paling sering sore hari, apalagi kalau lagi hari Selasa. Pasti ingat banget soalnya harus berpayung ria menuju FIB untuk kelas Batik. Yup, menikmati sore dengan berjalan kaki sambil berpayung cantik (hehe...) menyusuri jalanan kecil di UI.
Usai hujan. Saat-saat itulah yang paling krusial untuk memunculkan rasa “Ingin Pulang Kampung”. Aroma setelah hujan selalu berhasil bikin seorang diriku ini merasa sangat “Ingin Pulang Kampung”  karena teringat suasana rumah di Kediri tercinta. Ya Allah, ternyata yang jauh itu selalu punya tempat untuk dirindukan >.<.
Merindukan rumah. Hal yang pertama kali sememuncak ini. Maklum lah, bagi orang rumahan dan yang suka di rumah, jauh dari rumah sangat amat membuat sisi kerinduan tersendiri. Bukan berarti hanya rumah. Semua apa yang ada di rumah pasti ikut dirindukan. Ibu, bapak, kasurku (hoho...hehe...), tanamanku, dapur,..... (hwaaaa...>.<).
Itu normal. Seseorang selalu merindukan hal-hal absen yang pernah ada dalam hidupnya. Mungkin ketika saya disini, saya sangat rindu dengan rumah. Insyaa Allah, nanti ketika saya pulang pasti hal-hal disini yang saya rindukan (ya iya lah... ^_^).  Semua hal memang memiliki tempatnya sendiri. Untuk menjadi yang dirindukan ketika tak ada. Tapi satu hal sangat amat penting tapi yang sering kurang terekspose. Untuk menjadi yang disyukuri ketika ada! Terkadang kita hanya menuntut tanpa mau menunaikan apa yang harusnya kita lakukan. Merindukan sesuatu itu seperti hak kita, keinginan kita. Untuk bersyukur ketika adanya sesuatu itu, menjadi suatu yang kadang terlupa padahal itu seperti kewajiban bagi kita.
Kita semua tahu dan sudah sering diucapkan dan dituliskan. Ketika kita bersyukur atas nikmat Allah maka Allah akan melipatgandakan nikmat-Nya. Tapi jika kita kufur, maka azab Allah sangatlah pedih. (QS Ibrahim: 7)
Begitu pula Allah pun telah menuliskan bahwa amat sedikit kita, manusia, yang bersyukur. (QS Al-A’raaf: 10)*
Begitulah manusia. Begitulah diri ini. Harus belajar untuk selalu bersyukur dan bersabar. Bersyukur tentang apa yang ada sekarang, tentang apa yang ada di depan kita. Serta bersabar jika hati ini merindu. Terhadap sesuatu, sesorang, atau apa pun itu. Menjadi sesuai seperti apa yang semestinya. Bukankah begitu indah jika selalu berusa bersikap sesuai apa yang dikehendaki oleh Sang Pencipta.
Semoga tak hanya diriku, tapi juga dirimu. Bisa selalu bersyukur dan bersabar atas apa yang ada pada kehidupan kita ini. Hidup yang singkat ini, jadikanlah ia berharga, jadikan menjadi sesuai dengan apa yang semestinya. (:
(him)

* Di ayat yang lain 7:17 ; 10:60 ; 12:38 ; 23:78 ; 27:73 ; 32:9 ; 40:61 ; 67:23

Depok, 1 Muharram 1435/5 November 2013
1:14 am

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Date

Popular Post

Hak Cipta Milik Allah Subhanahu wa Ta'ala. Diberdayakan oleh Blogger.

Al-Qur'an

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (Ali Imran : 104)

Al-Hadits

"Barang Siapa yang mengajak orang pada suatu kebaikan, maka ia mendapat pahala sebanyak pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun." (HR. Muslim)

Quotes

“Kalau kau bukan anak raja, dan kau bukan anak seorang ulama besar, maka jadilah penulis” [Imam Al- Ghazali]

Followers

- Copyright © Live Like a Bee -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -