- Back to Home »
- Setitik embun »
- Dan Akupun Bertanya tentang Cinta
Posted by : Himmatul Aliyah
Sabtu, 24 November 2012
Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”, lalu satu
demi satu mereka menjawab…
“CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia
memang diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Pikir Cinta hanya memberi,
dan itu sajalah inginnya.”
Air menjawab:
“CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan
akan keterikatan, kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas
sebagai naungan segala perasaan
Api menjawab:
“CINTA adalah panas yang membakar segala, ia memusnahkan untuk dapat hidup
dan menyala. Demi merasakannya, makhluk rela terbakar dalam amarah dan
kedurhakaan.”
Angin menjawab:
“CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang
bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpanya segala raga
akan hampa.”
Langit menjawab:
“CINTA adalah luasan tanpa batas. Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali
bahwa cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu
Matahari menjawab:
“CINTA adalah hidup untuk memberi energi kehidupan dan cahaya harapan. Ia
tak akan lelah memberi sampai ia padam dan mati.”
Pohon menjawab:
“CINTA adalah akar yang menopang segalanya. Ia tulus hingga tak perlu
terlihat dan dikenal. Tapi ia terus memberi agar batang bahagia tetap kokoh
abadi, berbuah dan berbunga indah.”
Gunung menjawab:
“CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi. Rasa itu demikian tenang dan
menyejukkan. Namun saat gundah, Ia akan meleburkan sekelilingnya dengan lautan
larva cemburu yang membara.”
Lalu, Aku bertanya pada CINTA:
“Wahai CINTA, apakah sebenarnya arti dirimu??”
CINTA menjawab:
“CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya, meski kau tak melihat-Nya. Engkau
tidak mencium-Nya atau meraba-Nya, tapi engkau patuh karena engkau merasa akan
hadir-Nya. Sebab CINTA bukan indera, tapi adalah rasa.”
“CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya, dan takut jika Ia
meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu engkau mencari-cari
alasan untuk selalu dekat dengannya, bahkan jika engkau harus menderita, atau
yang lebih mengerikan dari itu.”
“CINTA adalah engkau menyimpan segala harapan pada-Nya dan tidak pada yang
lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan demikian selamanya. Cinta adalah
engkau setia menjadi budak-Nya, yang engkau hidup untuk-Nya dan mati untuk
kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati untuk Dia. Engkau berusaha sekerasnya agar
engkau diakui, hanya sebagai budak, sebagai hamba.”
“Diatas segalanya, CINTA adalah engkau merasa kasih sayang yang tunggal yang
tidak engkau berikan pada yang lain, selain pada-Nya. Engkau rindu akan
hadir-Nya dan melihat-Nya. Engkau suka apa yang Ia sukai dan benci apa yang Ia
benci, engkau merasakan segala ada pada-Nya dan segala atas nama-Nya.”
Aku lantas bertanya pada CINTA:
“Bisakah aku merasakannya?”
Sambil berlalu CINTA menjawab:
“Selama engkau mengetahui hakikat penciptaanmu dan bersyukur dengan apa yang
Dia beri, maka itu semua akan kau rasakan, percayalah padaku tambahnya….”
Aku pun Berteriak, “Wahai KAU SANG MAHA PECINTA
terimalah cintaku yang sederhana ini, izinkanlah aku merasakan cintaMu yang
Maha Indah…”
source
source