Archive for 2012
Dan Akupun Bertanya tentang Cinta
Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”, lalu satu
demi satu mereka menjawab…
“CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia
memang diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Pikir Cinta hanya memberi,
dan itu sajalah inginnya.”
Air menjawab:
“CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan
akan keterikatan, kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas
sebagai naungan segala perasaan
Muhammad Natsir
“Pilihlah salah satu dari dua jalan,
Islam atau Atheis.” adalah kutipan pidato Muhammad Natsir di Parlemen Indonesia
di masa kemerdekaan. Muhammad Natsir adalah tokoh Islam kontemporer dunia
Islam, mujahid dan politikus piawai. Mencurahkan segenap kemampuan untuk
menjadikan Islam sebagai sistem pemerintahan Indonesia, dan melawan orang-orang
yang menghalangi tegaknya Islam. Hingga riwayat hidupnya tercatat dalam buku “Mereka
yang telah pergi, Tokoh-tokoh Pembangunan Pergerakan Islam Kontemporer”.
Muhammad Natsir lahir pada tanggal
16 Juli 1908 di Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Ia dibesarkan
di keluarga agamis, ayahnya Idris Sutan Saripado seorang ulama terkenal di
Indonesia adalah pegawai pemerintah dan pernah menjadi Asisten Demang di
Bonjol. Natsir adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Dia kemudian diangkat
menjadi penghulu atau kepala suku Piliang dengan gelar Datuk Sinaro Panjang di
Pasar Maninjau.
Natsir pada mulanya sekolah di
Sekolah Dasar pemerintah di Maninjau, kemudian HIS pemerintah di Solok, HIS
Adabiyah di Padang, HIS Solok dan kembali HIS pemerintah di Padang. Natsir
kemudian meneruskan studinya di Mulo Padang, seterusnya AMS A 2 (SMA jurusan
Sastra Barat) di Bandung. Walaupun akan mendapatkan beasiswa seperti di Mulo
dan AMS untuk belajar di Fakultas Hukum di Jakarta atau Fakultas Ekonomi di
Rotterdam, dia tidak melanjutkan studinya dan lebih tertarik pada perjuangan
Islam.
Kehidupan Lumut
Lumut itu pioner. Dia bisa hidup di lingkungan yang
amat “menyakitkan”. Bahkan dia tidak hanya hidup sendiri, dia membuat
lingkungan menjadi subur dan “menciptakan” kehidupan tanaman lain. Dia ada
dengan “keberaniannya”, dan tidak egois, hidupnya membawa kehidupan orang lain.
Tetapi, lumut begitu mungil dan kecil. Ketika banyak
tanaman yang lebih besar darinya tumbuh, dia lenyap begitu saja. Tempatnya
“dijajah”. Namun dia tak lantas membalas dendam.
Dia akan tumbuh di tubuh tanaman besar itu, bagian
yang teduh. Dia tetap “menyambung tali silaturrahim”. Meski lagi-lagi dia akan
diusir. Tapi dia tak pernah putus asa untuk melakukan sesuatu. Agar tetap eksis
di lingkungan yang dia rintis.
Dia juga bisa tumbuh di atas batu. Dia mereduksi batu
itu menjadi sesuatu yang lebih lembut, pasir atau bahkan debu. Dari yang bahan
bakar Jahannam menjadi benda yang menyucikan bagi orang-orang yang bertayamum.
Ketika manusia makin serakah, tanaman yang besar itu
roboh satu demi satu. Mereka seolah sedang “diadzab” dan dibumihanguskan. Tapi
lumut, bagaimana keadaanmu kini?
Mengapa Wanita Mudah Menangis?
Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada
ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab
aku wanita". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya
tersenyum dan memeluknya
erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."
Kemudian
anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis?, Ibu menangis
tanpa sebab yang jelas". sang ayah menjawab, "Semua wanita memang
sering menangis tanpa alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan
ayahnya.
Sampai
kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya, mengapa
wanita menangis. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada
Tuhan, "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"
Jangan Korbankan Wanita!
Bro en Sis pembaca setia gaulislam, ketika akan
menulis edisi ini, saya jadi inget tulisan saya waktu jadi editor di Buletin
STUDIA 12 tahun silam—tahun 2000 (ini juga buletin remaja yang saya kelola
bersama kawan-kawan sebelum saya dan kawan-kawan lainnya mengelola gaulislam di
tahun 2007). Ya, rasa-rasanya cocok kalo ditulis ulang (tentu dengan beberapa
update informasi) untuk merespon gonjang-ganjing pembahasan RUU KKG (Rancangan
Undang-Undang Keadilan dan Kesetaraan Gender) di DPR yang diprotes banyak kaum
muslimin. Wah, gaulislam ngebahas yang serius nih? Iyalah. Kan kalo ngebahas
soal musik udah, ngebahas soal boyband SuJu (Super Junior) yang berisikan cowok-cowok
keren asal Korea yang bikin histeris para ELF (sebutan untuk para penggemar
Super Junior) karena akan manggung selama tiga hari di Indonesia akhir April
2012 ini, gaulislam udah bahas secara umum tentang musik di edisi 231 dan edisi
233. Silakan dibaca lagi ya. Insya Allah mewakili.
Nah, sekarang gaulislam bakalan ikut peduli soal
harkat dan martabat kaum perempuan. Ciee.. bukan karena setuju feminisme lho,
tapi karena Islam memang mengajarkan kita memuliakan wanita. Tetapi sepertinya
saat ini, fakta menunjukkan bahwa wanita diciptakan untuk menyenangkan
laki-laki semata. Di tempat-tempat hiburan, perempuan telah menjadi barang
dagangan yang bisa menggairahkan bagi laki-laki. Tak ada tempat hiburan yang
‘menjual’ laki-laki, kan? Malah Demosthenes (orator hebat di masa Yunani
Kuno) pernah berkata, “Kita perlukan gundik untuk memuaskan kesenangan kita,
dan istri untuk melahirkan keturunan kita.” Halah!
Ketika Cinta Berbuah Surga
Di tanah Kurdistan , ada seorang raja yang adil dan
shalih. Dia memiliki seorang anak laki-laki yang tampan, cerdas, dan pemberani.
Saat-saat paling menyenangkan bagi sang raja adalah ketika dia mengajari
anaknya itu membaca Al-Quran. Sang raja juga menceritakan kepadanya kisah-kisah
kepahlawanan para panglima dan tentaranya di medan pertempuran. Anak raja yang
bernama Said itu, sangat gembira mendengar penuturan kisah ayahnya. Si kecil
Said akan merasa jengkel jika di tengah-tengah ayahnya bercerita, tiba-tiba ada
orang yang memutuskannya.